Molekul air
Kehidupan sangat tergantung dari air. Bukan hanya kuantitas
namun kualitas air yang amat menentukan. Ternyata kualitas air juga merupakan
cerminan dari energi positif atau negatif di sekitarnya. Kehidupan manusia
tidak dapat dilepaskan dari keberadaan air. Sekitar 60 persen
permukaan Bumi
tertutup air. Tiga perempat tubuh kita terdiri dari air. Artinya sel-sel tubuh
sangat tergantung dari keberadaan air, agar tetap hidup. Tapi lebih dari itu,
air juga merefleksikan kesadaran maupun kondisi kehidupan manusia itu sendiri.
Kehidupan yang sehat, amat tergantung dari keberadaan air yang kualitasnya
bagus. Bukan hanya kuantitas, namun terutama kualitas air yang menentukan
kualitas kesehatan. Sekarang semakin sering kita dengar laporan, yang
menyebutkan jutaan anak-anak meninggal setiap tahunnya, akibat air minum yang
tercemar. Ternyata air juga merefleksikan situasi di sekelilingnya. Dalam ilmu
fisika kita ketahui air selalu mengikuti bentuk tempat dimana ia berada. Akan
tetapi kenampakan fisik yang berubah-ubah itu hanya satu sifat air. Yang lebih
penting lagi, bentuk molekul air ternyata juga berubah seiring dengan perubahan
vibrasi energi lingkungannya. Dalam hal ini, air bukan hanya memiliki kemampuan
mencerminkan bentuk atau kenampakan lingkungan, namun secara molekuler juga
mencerminkan kondisi lingkungannya. Refleksi inilah yang sejak lebih dari satu
dasawarsa ini diteliti oleh Prof.Dr. Masaru Emoto pakar kedokteran altenatif
dari Jepang. Sejak lama diketahui, air yang jernih seperti kristal adalah air
yang mutunya baik. Namun tidak semua air yang jernih itu sehat dan berkualitas.
Misalnya saja dalam penelitian Emoto di Jepang, hampir semua warga kota minum
air ledeng yang kelihatannya jernih. Akan tetapi, penjernihan airnya
menggunakan terlalu banyak unsur Chlor. Akibatnya sekitar 20 persen penduduk
menderita penyakit alergi. Muncul pertanyaan, mengapa bisa muncul kondisi
seperti itu?Penelitian ilmiah oleh Prof. Emoto menggunakan analisis resonansi magnetik-MRA, menunjukan, air yang sehat biasanya akan membentuk kristal segi enam jika dibekukan. Untuk itu, lebih dari satu dasa warsa prof. Emoto melakukan penelitian kristal air yang dibekukan. Sebagai penegasan hasil penelitiannya Prof.Emoto memotret lebih dari 10.000 bentuk kristal air dari percobaannya. Disimpulkan, kristal air akan terbentuk jika airnya merasa sehat, atau berada di lingkungan yang menyenangkan. Lingkungan tercemar, tidak sehat, penuh energi negatif atau emosi buruk, menyebabkan air samasekali tidak dapat membentuk kristal jika dibekukan.
Penemuan penting lainnya, kondisi air ternyata dapat dipengaruhi. Dalam berbagai penelitian terbukti dan selalu dapat dilakukan pembuktian ulang, bahwa struktur molekul air dipengaruhi oleh getaran, musik, kekuatan pemikiran, doa kata-kata atau bahkan oleh tulisan yang ditempelkan. Kedengarannya seperti ilmu perdukunan. Tapi semua itu dibuktikan secara ilmiah oleh Prof.Emoto dalam penelitiannya menggunakan peralatan resonansi magnetik ? MRA dan foto-foto yang dibuatnya sejak tahun 1990 lalu.
Energi dari musik dan doa
Percobaan diulang dengan air suling, yang dibagi-bagi lagi ke berbagai wadah kecil. Publik kemudian disuguhi musik klasik berupa simpony karya Mozart. Hampir semua yang mengenal simpony tsb, ikut menyanyikan nadanya. Setelah itu air dibekukan dan difoto di bawah mikroskop. Terlihat kristal-kristal segi enam berbentuk bunga yang indah. Percobaan kemudian diulangi dengan air yang sama, tapi yang diperdengarkan adalah musik heavy-metal. Ketika dibekukan dan difoto, molekul air tidak membentuk kristal samasekali. Percobaan lainnya dilakukan di Jepang. Prof.Emoto mengajak sekelompok orang, untuk mengadakan upacara ritual dan bermeditasi di sebuah danau yang tercemar. Pada musim panas berikutnya, media massa lokal terkejut, karena danau yang biasanya berbau tidak sedap, kini tidak tercium baunya. Namun musim panas tahun berikutnya, danau kembali berbau tidak sedap. Percobaan itu hendak membuktikan, bahwa mediatasi atau doa, hanya bersifat sementara dalam mempengaruhi sifat molekul air
Percobaan diulang dengan air suling, yang dibagi-bagi lagi ke berbagai wadah kecil. Publik kemudian disuguhi musik klasik berupa simpony karya Mozart. Hampir semua yang mengenal simpony tsb, ikut menyanyikan nadanya. Setelah itu air dibekukan dan difoto di bawah mikroskop. Terlihat kristal-kristal segi enam berbentuk bunga yang indah. Percobaan kemudian diulangi dengan air yang sama, tapi yang diperdengarkan adalah musik heavy-metal. Ketika dibekukan dan difoto, molekul air tidak membentuk kristal samasekali. Percobaan lainnya dilakukan di Jepang. Prof.Emoto mengajak sekelompok orang, untuk mengadakan upacara ritual dan bermeditasi di sebuah danau yang tercemar. Pada musim panas berikutnya, media massa lokal terkejut, karena danau yang biasanya berbau tidak sedap, kini tidak tercium baunya. Namun musim panas tahun berikutnya, danau kembali berbau tidak sedap. Percobaan itu hendak membuktikan, bahwa mediatasi atau doa, hanya bersifat sementara dalam mempengaruhi sifat molekul air
Sebagai pakar pengobatan alternatif, prof. Emoto menarik
logika sifat molekul air yang dapat dipengaruhi energi positif dan negatif itu,
terhadap sel tubuh manusia. Jika tigaperempat volume tubuh manusia adalah air,
bagaimana reaksi air di dalam sel terhadap berbagai pengaruh tsb? Penelitian
terdahulu yang dilakukan pakar lain secara terpisah menunjukan, doa baik yang
diucapkan langsung atau dari jarak jauh, ternyata mempercepat penyembuhan.
Musik, ternyata juga mendorong semangat dan penyembuhan penyakit. Jika air
suling yang digunakan sebagai alat ujicoba tidak suka musik heavy metal,
diperkirakan, air di dalam sel tubuh juga tidak suka musik tsb. Atau jika air
suka doa, musik klasik atau meditasi dan ritual keagamaan, diharapkan air dalam
sel tubuh juga menyukai situasi itu. Dalam ujicoba lainnya, dengan menggunakan
berbagai bahasa, ternyata kata-kata yang positif, seperti cinta, rasa terima
kasih dan puji-pujian menyebabkan molekul air membentuk kristal yang bagus.
Artinya, kualitas molekul air juga menjadi bagus dan sehat jika dikonsumsi.
Bagi pakar pengobatan alternatif seperti prof. Emoto, tentu saja semua hasil
penelitiannya sangat berguna, untuk menemukan sarana pengobatan alternatif yang
manjur. Juga ternyata bersikap dan berfikir positif, berdoa dan bermeditasi,
dapat menyebarkan refleksi energi positif bagi unsur air di sekitar dan di
dalam tubuh kita.
Berbagai sumber
No comments:
Post a Comment