Thursday, March 13, 2014

Fakta Air Dan Keajaiban Molekul Air Dalam Penelitian Ilmiah

 

                             Molekul air

Kehidupan sangat tergantung dari air. Bukan hanya kuantitas namun kualitas air yang amat menentukan. Ternyata kualitas air juga merupakan cerminan dari energi positif atau negatif di sekitarnya. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari keberadaan air. Sekitar 60 persen
permukaan Bumi tertutup air. Tiga perempat tubuh kita terdiri dari air. Artinya sel-sel tubuh sangat tergantung dari keberadaan air, agar tetap hidup. Tapi lebih dari itu, air juga merefleksikan kesadaran maupun kondisi kehidupan manusia itu sendiri. Kehidupan yang sehat, amat tergantung dari keberadaan air yang kualitasnya bagus. Bukan hanya kuantitas, namun terutama kualitas air yang menentukan kualitas kesehatan. Sekarang semakin sering kita dengar laporan, yang menyebutkan jutaan anak-anak meninggal setiap tahunnya, akibat air minum yang tercemar. Ternyata air juga merefleksikan situasi di sekelilingnya. Dalam ilmu fisika kita ketahui air selalu mengikuti bentuk tempat dimana ia berada. Akan tetapi kenampakan fisik yang berubah-ubah itu hanya satu sifat air. Yang lebih penting lagi, bentuk molekul air ternyata juga berubah seiring dengan perubahan vibrasi energi lingkungannya. Dalam hal ini, air bukan hanya memiliki kemampuan mencerminkan bentuk atau kenampakan lingkungan, namun secara molekuler juga mencerminkan kondisi lingkungannya. Refleksi inilah yang sejak lebih dari satu dasawarsa ini diteliti oleh Prof.Dr. Masaru Emoto pakar kedokteran altenatif dari Jepang. Sejak lama diketahui, air yang jernih seperti kristal adalah air yang mutunya baik. Namun tidak semua air yang jernih itu sehat dan berkualitas. Misalnya saja dalam penelitian Emoto di Jepang, hampir semua warga kota minum air ledeng yang kelihatannya jernih. Akan tetapi, penjernihan airnya menggunakan terlalu banyak unsur Chlor. Akibatnya sekitar 20 persen penduduk menderita penyakit alergi. Muncul pertanyaan, mengapa bisa muncul kondisi seperti itu?


Penelitian ilmiah oleh Prof. Emoto menggunakan analisis resonansi magnetik-MRA, menunjukan, air yang sehat biasanya akan membentuk kristal segi enam jika dibekukan. Untuk itu, lebih dari satu dasa warsa prof. Emoto melakukan penelitian kristal air yang dibekukan. Sebagai penegasan hasil penelitiannya Prof.Emoto memotret lebih dari 10.000 bentuk kristal air dari percobaannya. Disimpulkan, kristal air akan terbentuk jika airnya merasa sehat, atau berada di lingkungan yang menyenangkan. Lingkungan tercemar, tidak sehat, penuh energi negatif atau emosi buruk, menyebabkan air samasekali tidak dapat membentuk kristal jika dibekukan.
Penemuan penting lainnya, kondisi air ternyata dapat dipengaruhi. Dalam berbagai penelitian terbukti dan selalu dapat dilakukan pembuktian ulang, bahwa struktur molekul air dipengaruhi oleh getaran, musik, kekuatan pemikiran, doa kata-kata atau bahkan oleh tulisan yang ditempelkan. Kedengarannya seperti ilmu perdukunan. Tapi semua itu dibuktikan secara ilmiah oleh Prof.Emoto dalam penelitiannya menggunakan peralatan resonansi magnetik ? MRA dan foto-foto yang dibuatnya sejak tahun 1990 lalu.
Energi dari musik dan doa
Percobaan diulang dengan air suling, yang dibagi-bagi lagi ke berbagai wadah kecil. Publik kemudian disuguhi musik klasik berupa simpony karya Mozart. Hampir semua yang mengenal simpony tsb, ikut menyanyikan nadanya. Setelah itu air dibekukan dan difoto di bawah mikroskop. Terlihat kristal-kristal segi enam berbentuk bunga yang indah. Percobaan kemudian diulangi dengan air yang sama, tapi yang diperdengarkan adalah musik heavy-metal. Ketika dibekukan dan difoto, molekul air tidak membentuk kristal samasekali. Percobaan lainnya dilakukan di Jepang. Prof.Emoto mengajak sekelompok orang, untuk mengadakan upacara ritual dan bermeditasi di sebuah danau yang tercemar. Pada musim panas berikutnya, media massa lokal terkejut, karena danau yang biasanya berbau tidak sedap, kini tidak tercium baunya. Namun musim panas tahun berikutnya, danau kembali berbau tidak sedap. Percobaan itu hendak membuktikan, bahwa mediatasi atau doa, hanya bersifat sementara dalam mempengaruhi sifat molekul air

Sebagai pakar pengobatan alternatif, prof. Emoto menarik logika sifat molekul air yang dapat dipengaruhi energi positif dan negatif itu, terhadap sel tubuh manusia. Jika tigaperempat volume tubuh manusia adalah air, bagaimana reaksi air di dalam sel terhadap berbagai pengaruh tsb? Penelitian terdahulu yang dilakukan pakar lain secara terpisah menunjukan, doa baik yang diucapkan langsung atau dari jarak jauh, ternyata mempercepat penyembuhan. Musik, ternyata juga mendorong semangat dan penyembuhan penyakit. Jika air suling yang digunakan sebagai alat ujicoba tidak suka musik heavy metal, diperkirakan, air di dalam sel tubuh juga tidak suka musik tsb. Atau jika air suka doa, musik klasik atau meditasi dan ritual keagamaan, diharapkan air dalam sel tubuh juga menyukai situasi itu. Dalam ujicoba lainnya, dengan menggunakan berbagai bahasa, ternyata kata-kata yang positif, seperti cinta, rasa terima kasih dan puji-pujian menyebabkan molekul air membentuk kristal yang bagus. Artinya, kualitas molekul air juga menjadi bagus dan sehat jika dikonsumsi. Bagi pakar pengobatan alternatif seperti prof. Emoto, tentu saja semua hasil penelitiannya sangat berguna, untuk menemukan sarana pengobatan alternatif yang manjur. Juga ternyata bersikap dan berfikir positif, berdoa dan bermeditasi, dapat menyebarkan refleksi energi positif bagi unsur air di sekitar dan di dalam tubuh kita.



Berbagai sumber

No comments:

Post a Comment