Friday, May 16, 2014

Dewa Yama


Dalam kepercayaan Hindu, Yama adalah dewa kematian.
Tidak hanya di kalangan tradisi Hindu, Yama juga mempengaruhi mitologi dari kebudayaan lain.
Misalnya, dalam mitologi Jepang, Yama sering disebut sebagai Enma Dai-O, sedangkan
dalam mitos China dia disebut sebagai Yan.
Yama biasanya digambarkan sebagai seorang pria berkulit biru, mengendarai kerbau hitam raksasa, dan memegang gada serta jerat.
Yama juga dikatakan muncul dalam wujud berbeda saat menghampiri orang baik dan orang jahat menjelang kematiannya.
Untuk orang jahat, Yama akan terlihat memiliki kaki yang sangat besar, dengan bibir tipis membara, mata sedalam ruang hampa, dan rambut yang terbakar api.
Untuk orang baik, dia dikatakan tampil sebagai sosok yang indah, mirip dalam bentuk Wisnu, dengan empat lengan dan mata menyenangkan.
Yama memiliki dua anjing, masing-masing dengan empat mata. Anjing ini merupakan pemandu saat sedang berada di dunia bawah serta merupakan keturunan anjing perkasa yang menjaga kawanan ternak dewa Indra.
Yama dan saudari kembarnya Yami adalah anak-anak fana dari dewa matahari Surya.
Yama dikatakan menjadi manusia pertama yang mati dan menemukan jalan ke dunia bawah.
Karena menjadi orang pertama yang tiba di sana, Yama diberi kekuasaan atas dunia bawah dan berkuasa atas kematian.
Dalam perannya sebagai dewa kematian, dia terkait dengan aspek perusak Siwa.
Dunia bawah dalam kepercayaan Hindu disebut Naraka. Seperti di banyak konsep agama besar, Naraka bukan hanya tempat menuju orang yang sudah mati, melainkan juga sebagai tempat penyiksaan.
Yama akan mengatur hukuman yang sesuai untuk orang yang sudah mati, tergantung pada dosa-dosa yang sudah mereka lakukan.
Siksaan Naraka amat banyak dan mengerikan, termasuk dibakar di lautan minyak mendidih dan dicambuk tanpa henti dengan cambuk berduri.
Setelah seseorang yang berdosa dihukum di Naraka, jiwa yang sudah dibersihkan bisa dikirim kembali ke dunia untuk kelahiran kembali atau dikirim untuk memasuki surga.
Yama memiliki asisten bernama Chitragupta yang bertugas mencatat kebaikan dan keburukan manusia.
Saat seseorang meninggal, Chitragupta akan mengatakan kepada Yama apakah orang tersebut harus dihukum atau masuk surga.
Meskipun menjadi dewa kematian dan penghukum di Naraka, Yama tetap dipandang sebagai sosok yang baik dan diperlukan.

Yama adalah wasit utama keadilan, memastikan orang jahat dihukum karena perbuatan mereka dan orang baik mendapatkan imbalan yang sesuai.

No comments:

Post a Comment